FIlm: Bumi Perempuan "Goresan Tinta Inspirasi"
Bumi Perempuan
"Secercah Cahaya Dalam Gelapnya Dunia Perempuan"
Sebuah film pendek Karya Dosen dan Mahasiwa Pendidikan Sejarah Universitas Sriwijaya
Persembahan Terhadap Ilmu Kesejarahan dan Prodi Tercinta
Producer and Team
Producer
|
Syarifuddin, M.Pd (Cand. Dr)
| ||
Director
|
Kurniawan
| ||
Scripting
|
Syarifuddin dan Kurniawan
| ||
Kameramen
|
Kurniawan
| ||
Kms. Gerby Novario
| |||
Editor
|
Kurniawan (Before Finish)
| ||
Kms. Gerby Novario (After Finish)
| |||
Sound and Music
|
Kurniawan dan HMS
| ||
Lighting dan Perlengkapan
|
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (2012)
| ||
Talent
| |||
R.M Adipati Ario Sosroningrat (Ayah Kartini)
|
Arief Heriawan (2012)
| ||
R.A Kartini
|
Dwiki Septiandini (2012)
| ||
Raden Adipati Joyodiningrat (Suami Kartini)
|
M. Wirajaya Kesuma (2012)
| ||
R.A Ngasirah
|
Tita Widyatista (2012)
| ||
Rahmi
|
Riska Riana (2012)
| ||
After Talent
|
Eka Nur Amaylia (2012)
| ||
Sutarmi (2012)
| |||
Ayu Rizki Utami (2012)
| |||
Desti Amaliah (2012)
| |||
Rendi Marta Agung (2012)
| |||
Ahmad Furqon (2012)
|
Tonton Film Berikut:
Note: Pengunjung yang membuka melalui mobile browser disarankan untuk klik tanda yang ada di pojok kanan atas agar filmnya dapat segera berjalan dan lebih ringan...
Note: Pengunjung yang membuka melalui mobile browser disarankan untuk klik tanda yang ada di pojok kanan atas agar filmnya dapat segera berjalan dan lebih ringan...
Sinopsis:
Jepara, 1901 merupakan masa dimana R.A Kartini memiliki impian untuk dapat bersekolah memperbaiki derajat perempuan pribumi agar mendapatkan hak kependidikan yang pada waktu itu hanya laki-laki bisa memperolehnya. Di ruang tengah rumah R.A Kartini tengah menuliskan pemikirannya akan kemajemukan pendidikan kaum perempuan. Tak berapa lama R.A Ngasirah (Ibu Kartini) dan berdialog dengan R.A Kartini, memberikan sedikit arahan kepada Kartini akan peranan perempuan dalam keluarganya sebagai suatu kodrat yang mesti diterima, akan tetapi Kartini tidak sepemikiran dengan ibunya, ia ingin agar perempuan pribumi juga mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki untuk dapat lebih berperan dalam keluarga. Setelah berdiskusi ibunya meninggalkan Kartini untuk menenangkan diri. Tak lama kemudian R.M Adipati Ario Sosroningrat (ayah Kartini) datang dan berdialog sedikit keras dan tegas kepada Kartini, kenapa ibunya menangis. Jiwa muda Kartini yang masih keukuh dengan pemikirannya memancing kemarahan ayahnya dan menolak keras keinginan Kartini. Selama dialog Kartini dan Ayahnya, tokoh lain Rahmi mendengar percakapan diantara keduanya, Rahmi yang dekat dengan Kartini merasa iba dengan dengan Kartini, dan mencoba menenangkan Kartini yang sedang menangis. Saat menjelang pernikahannya terdapat perubahan penilaian Kartini terhadap budaya Jawa. Ia lebih toleran. Ia menganggap pernikahannya akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan impiannya mendirikan sekolah untuk wanita bumiputera. Setelah pernikahannya dengan Raden Adipati Joyodiningra, sang suami sangat mendukung ide Kartini untuk mengembakan ukiran Jepara dan membangun sekolah untuk wanita bumiputera dan juga mendukung Kartini untuk dapat menulis sebuah buku.