Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Problematika Manusia dan Sejarah Indonesia

Sebuah dilema sejarah,.. Oh Indonesiaku
Oleh: Kms. Gerby Novario
Email: Gerbynovario@gmail.com

ya begitulah saya memulai ucapan ini, kemarin tak beberapa lama, Indonesia dihangatkan dengan trending topic "Uang Baru" dengan "Model Baru" dan dengan "wajah Baru" yang akan menghiasi keanekaragaman "Doet Indonesia", hampir semua nominal mata uang Indonesia di"evolusi"kan tampilannya, sungguh sebuah hiburan baru bagi saya selain "Om Telolet Om" walaupun sampai detik ini belum "terpegang" doet tersebut.



Gambar 1. Ilustrasi (Sumber: www.kompasiana.com)

Terlepas dari isu "uangnya kok mirip uang c*n4" kata sebagian netizen, saya sedikit terpelongo ketika membuka salah satu media sosial dan menemukan sebuah artikel eh maksudnya "Personal Message" sebuah akun yang berkicau mengenai wajah-wajah pengabdi Bangsa (pahlawan: baca) yang terpampang di duit kertas baru tersebut. Dengan "mungkin" seenaknya akun tersebut berkicau mengatakan kenapa mesti pahlawan ini kenapa tidak itu, kenapa mukanya begini tidak begitu (itu bawakan lahiriah mas bro) bahkan warnanya kok begini bukan begitu (whats up? "kayaknya semua mesti dipersoalkan ya: apakah ini yang dimaksud dengan metode ilmiah semua dikritisi mencari pembenaran sampai ketemu?")


Berlanjut "ke perihal utama" yang memancing saya untuk bercuit seperti ini, akun tersebut berkata mengenai salah satu wajah di duit kertas "10000" tahu? nggak? tau? yaa itu wajah Pak "Frans Kaisiepo". Akun tersebut berkicau apa dasar memilih bapak itu yang mukanya "kata dia mirip a"... sekarang saya tidak lagi "sedikit terpelongo" melainkan benar-benar terpelongo sambil mulut terbuka "sedikit"... orang yang berkata di akun tersebut apa tidak tau? Buta Sejarah? atau memang sok komentar "tapi kosong"? Bingung saya dibuatnya...


Anda perlu tahu (yang punya akun itu) pak/buk/om/te/kak/yuk/mbak/senpai dll... yang digambar uang 10000 "nieuw" itu sekali lagi saya katakan namanya pak "Frans Kaisiepo" pahlawan Indonesia dari daerah timur kita tepatnya dari tanah PAPUA" anda tahu kenapa dia sangat berjasa? gak tau? itulah jangan asal celoteh kosong saja... Pak Frans Kaisiepo sangat berjasa, beliaulah salah satu orang PAPUA yang ikut menentang Belanda untuk menjadikan Indonesia itu Negara Bagian Belanda terutama wilayah PAPUA yang kaya itu... beliau ikut terlibat dalam menyatukan kembali Papua ke Indonesia yang waktu itu terbagai menjadi negara bagian (masa federasi Indonesia) dan beliau juga yang memperkenalkan istilah IRIAN pengganti PAPUA... itukan nama daerah? benar pak/buk/om/te/kak/yuk/mbak/senpai... anda tahu tidak IRIAN itu akronim dari "Ikut Republik Indonesia Anti Netherland"? Hebat satu kata yang bisa diucapkan... Sah-sah saja kalau seorang PAPUA (Pahlawan: baca) dapat muncul di template UANG INDONESIA... ya ini "mungkin" salah satu cara pemerintah kita memperkenalkan Pahlawan Indonesia kepada khalayak Nasional Indoensia melalui media UANG.. contoh saja sebelum uang 10rb warna ungu terbit (ya yang dikantong anda) dlu orang belum mengenal PALEMBANG dengan rumah limas dan Sultan Mahmud Badaruddin II nya dengan terbitnya uang tersebut (yang ungu tadi) anda sekalian seluruh Indonesia dapat mengenal pahlawan Indonesia dari Palembang setidaknya dari wajahnya saja (walaupun tak kenal kisahnya)


Gambar 2. Uang Baru Indonesia Nominal RP.10000 Emisi tahun 2016
(Sumber: www.beritaku.org)


Kenapa kita jarang sekali menemukan kisah sejarah demikian? Karena kebanyakan masa sekolah kita dihabiskan dengan hanya membaca ("mungkin membawa" : Baca) buku mata pelajaran sejarah yang sekilas pintas tentang sejarah Indonesia, itupun kalau memang di buka untuk di "baca". Sejarah itu bagaikan sebuah kubus dengan 6 sisinya... buku sejarah yang kita baca di sekolah itu baru setengah (bahkan seperempat) dari satu sisinya saja... Jadi kalau ingin mencari pembenaran sejarah gimana? secara teoritis (sok-sok-an) sejarah itu sebagaimana pernah diungkapkan oleh Paul Veyne dalam bukunya Comment on ecrit l'histoire (1971) sejarah itu bagaikan sebuah roman dimana kisah beberapa abad bisa dijadikan dalam dua halaman, bisa pula dituliskan dalam seribu lembar tergantung bagaimana kita melihat dan menilaianya... (memperkaya materi) kembali ke kubus tadi Asvi Warman dalam tulisannya (2010) mengungkapkan bila kita cuma baca sejarah dalam satu sisi, sejarah tersebut belum dikatakan benar, cobalah anda putar semua sisi kubus tersebut untuk dilihat maka mendekatilah kepada pembenaran sejarah

Kak tapi kata orang belajar sejarah itu susah move on?? mungkin perkataan tersebut dapat anda samakan dengan orang sedang jatuh cinta (ya memang begitulah faktanya) ketika putus dan mengingat mantan rasanya sakit, perih, dan terluka gak bisa move on dan kemudian muncul kalimat "judgement" yang biasa saya dengar "Semua cowok itu sama" atau "Semua cewek itu matre semua" (sama seperti hanya melihat satu sisi kubus) padahal sesungguhnya bila kalian ingat mantan, kalian bisa memperbaiki kekurangan mantan tersebut pada calon pasangan anda berikutnya, supaya...? kejadian yang sama tidak terulang kembali "sayang" :* (Begitu juga sejarah)

Sejarah itu ilmu pengalaman yang mengajarkan kebijaksanaan, mari pahamilah sejarah dengan kaidah yang benar (bukan) dalam sisi percintaan :D
#IndonesiaSadarSejarah

Ayo lebih banyak belajar dan membaca buku sejarah agar hidup kita tak cuma sebuah tong yang diisi pernak pernik kesenangan saja...