Belanda dan Boedi Oetomo
Boedi Oetomo
"Kebangkitan dan Kehancuran"
Bagian III
Oleh : Kms. Gerby Novario
Diawal
pergerakan Budi Utomo, organisasi ini lebih banyak berperan untuk pendidikan,
sosial dan budaya bagi rakyat akan tetapi lama kelamaan Budi Utomo mulai
merapat ke politik, hal ini membuat pemerintahan Kolonial Belanda mengawasi
cermat sekali pergerakkan Budi Utomo, karena bila Budi Utomo bisa lebih merapat
ke politik dan dapat lebih memotori pergerakan rakyat hal ini dapat sangat
berdampak atas kedudukan Kolonial Belanda ditanah jajahannya(Roeslan, 1976;
31-32)
Berakhirnya
Organisasi Budi Utomo di Indonesia
Budi utomo pada dasarnya merupakan suatu organisasi priyayi jawa.
Organisasi ini secara resmi menetapkan
bahwa bidang perhatiannya meliputi penduduk jawa dan madura, dengan demikian
mencerminkan kesatuan administrasi antar kedua pulau tersebut dan mencakup
masyarakat sunda dan Madurayang kebudayaannya mempunyai kaitan erat dengan
Jawa. Bukan bahasa Jawa melainkan bahasa Melayu yang dipilih sebagai bahasa
resmi Budi Utomo. Namun demikian , kalangan priyayi Jawa dan Sunda adalah yang
menjadi inti dukungan Budi Utomo. Organisasi ini pada dasarnya merupakan suatu
lembaga yang mengutamakan kebudayaan dan pendidikan, organisasi tersebut jarang
memainkan peran politik yang aktif(M.C.Riclefs, 2005:250).
Pada bulan oktober 1908 Budo Utomo menyelenggarakan
kongresnya yang pertama di Yogyakarta. Pada saat itu wahidin sudah hanya
menjadi tokoh bapak saja dan bermunculan suara-suara baru untuk mengatur organisasi
tersebut. Suatu kelompok minoritas yang dipimpin oleh Tjipto
Mangunkusumo(1885-1943) yang juga seorang dokter yang sifatnya radikal. Dia
ingin agar Budi Utomo menjadi partai politik yang mengangkat rakyat pada
umumnya daripada hanya golongan priyayi, dan kegiatan-kegiatannya lebih
tersebar di seluruh Indonesia daripada terbatas hanya madura dan jawa saja.
Gubernur Jenderal Van Heutsz menyambut baik Budi Utomo
sebagai tanda keberhasilan politik Ethis. Memang itulah yang dikehendakinya;
yaitu suatu organisasi pribumi yang progresif-moderat yang dikendalikan oleh
para pejabat yang maju. Pejabat-pejabat yang lainnya mencurigai Budi Utomo atau
semata-mata menganggapnya sebagai gangguan potensial akan tetapi, pada
bulanDesember 1909 organisasi tersebut dinyatakan sebagai organisasi yang sah.
Runtuhnya organisasi budi Utomo yaitu
pada tahun 1935, hal in jugai di sebabkan karena adanya tekanan terhadap
pergerakan nasional dari pemerintah kolonial membuat Budi Utomo kehilangan
wibawa, sehingga terjadi perpisahan kelompok moderat dan radikal dalam pengaruh
Budi Utomo makin berkurang. Pada tahun 1935 organisasi ini bergabung dengan
organisasi lain menjadi Parindra (Suhartono, 2001 : 31). Sejak saat itu Budi
Utomo terus mundur dari arena politik dan kembali kekeadaan sebelumnya. Dalam
bukunya Pringgodigdo, 1998:2-3, menyebutkan bahwa keruntuhan Budi Utomo
disebabkan karena adanya propaganda kemerdekaan Indonesia yang dilakukan
Indische Partji berdasarkan ke Bangsaan sebagai indier yang terdiri dari Bangsa
Indinesia, Belanda Peranakan, dan Tionghoa. Banyak orang yang memandang Budi
Utomo lembek oleh karena menuju “kemajuan yang selaras buat tanah air dan
Bangsa” serta terlalu sempit keanggotaannya (hanya untuk Bangsa Indonesia dari
Jawa, Madura, Bali, dan Lombok yaitu daerah yang berkebudayaan Jawa
semata-mata) meninggalkan Budi Utomo.
Berdirinya Muhammadyah merugikan Budi Utomo, karena Budi
Utomo tidak mencampuri agama. Jadi Budi Utomo kehilangan kedudukan monopolinya
yang menyebabkan timbulnya perkumpulan beraliran Indisch-Nasionalisme Radikal
yang beraliran demokratis dengan dasar agama dan yang beraliran keinginan
mengadakan pengajaran modern berdasarkan agama dan ke Bangsaan diluar politik.
Beranjak dipemerintahan kolonial menyebut Budi Utomo sebagai tanda keberhasilan
politik Etis dimana memang itu yang dikehendakinya: suatu organisasi pribumi
progresif-moderta serta dikendalikan oleh para pejabat. Pejabat-pejabat Belanda
lainnya mencurigai Budi Utomo atau menganggapnya sebagai gangguan potensial.
Desember 1909 Budi Utomo dinyatakan sebagai organisasi sah. Adanya sambutan
hangat dari Batavia menyebabkan banyak orang Indonesia tidak puas dengan
pemerintah yang mencurigai itu(Ricklefs, 2005 : 250-251).
Daftar Pustaka
George McTurnan Kahin. 1995.Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia: _____RefleksiPergumulan
Lahirnya Republik. UNS Press dan Pustaka Sinar Harapan.
M.C. Ricklefs. 2005. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada _____University
Press.
Poesponegoro
, Marwati Djoened. 2008. Sejarah Nasional
Indonesia V – Zaman _____Kebangkitan Nasional
dan Masa Hindia Belanda . –cet-2 Edisi Pemuktahiran. Jakarta : Balai Pustaka.