Keraton Kuto Gawang: Lost Palace of Palembang
KERATON KUTO GAWANG
“Kraton Megah yang kini hilang”
Penulis : Andi Syarifuddin
Editor : Genov
Keraton
pertama Kerajaan Palembang ini didirikan oleh Ki. Gede ing Suro (berkuasa
1552-1573). Terletak di Palembang Lamo 1 ilir (sekarang komplek Pusri),
lokasinya menghadap Sungai Musi di antara 3 anak sungai, yaitu Sungai Buah,
Sungai Rengas, dan Sungai Linta. Selain sebagai istana Raja, bangunan ini
berfungsi pula sebagai kuto (pagar dinding tinggi), pusat pemerintahan, dan
benteng pertahanan. Bentuk empat persegi dg ukuran luas: Panjang = 1.100 m, Lebar = 1.100 m, dan
Tinggi = 7,25 m. Terbuat dari bahan kayu Tembesu dan Unglen, balok-balok
berukuran 30x30 cm.
Pintu
utama masuk melalui Sungai Rengas. Di bagian halaman depan terdapat lapangan
luas yg dipagar. Bagian muka terdapat 3 buluarti/bastion (anjungan menara
jaga), buluarti tengah terbuat dari batu. Terdapat juga pintu-pintu lain di
samping kanan, kiri dan belakang. Di dalam keraton terdapat istana Raja, masjid
dan menaranya. Sedang di sebelah belakang terletak tempat kaum wanita (gedung
bercorak leter U). Di pinggir bangunan
ini terdapat rumah penjara. Dan di bagian belakang keraton terdapat komplek
ungkonan makam Raja-Raja, pasar Candi Laras, serta kambang Sari Saka Puteri
Inderamaya.
Selain
itu dilengkapi pula dg beberapa kubu pertahanan penopang yg berlapis, seperti:
1.
sebelah
Timur, terdapat Pulau Kembara dan benteng Manguntama.
2.
sebelah
ilir, Bagus Kuning dan benteng Martapura.
3.
Muara
Plaju, benteng Tambakbaya.
4.
sungai
Musi ditutup dg cerucup kayu 3 lapis dan rantai.
Benteng
Kuto Gawang ini pernah diuji dlm berbagai pertempuran, diantaranya: perang
melawan Banten (1596, 1606), dan perang melawan VOC Belanda (1659).
Peperangan
th 1659 mengakibatkan Keraton Kuto Gawang hangus terbakar, dan Raja terakhir di
era kraton ini yaitu Pangeran Sido ing Rejek harus mengungsi ke Saka Tiga,
Indra Laya.
Galeri Lain: