Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mesopotamia : Peradaban Awal Manusia

Peradaban Mesopotamia merupakan salah satu peradaban tertua dan paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Berkembang di wilayah yang dikenal sebagai "Tanah antara Dua Sungai" (Yunani: Mesopotamia), yaitu daerah di antara Sungai Tigris dan Efrat (sekarang mencakup Irak, Suriah, dan sebagian Turki), peradaban ini muncul sekitar 3500 SM dan menjadi pusat kemajuan budaya, teknologi, dan pemerintahan kuno. Kesuburan tanahnya, yang dihasilkan dari endapan lumpur sungai, mendukung pertanian intensif, meskipun banjir tahunan juga menjadi tantangan yang memicu perkembangan sistem irigasi dan pengelolaan air yang canggih.



Peradaban Mesopotamia terdiri dari beberapa kerajaan dan kota-kota penting, seperti Sumer, Akkadia, Babilonia, dan Assyria. Sumer dikenal sebagai pelopor tulisan cuneiform, sistem tulisan tertua di dunia, yang awalnya digunakan untuk pencatatan perdagangan dan kemudian berkembang menjadi sastra, seperti Epos Gilgamesh. Babilonia, di bawah pemerintahan Hammurabi, menciptakan Kode Hammurabi, salah satu undang-undang tertulis pertama yang terkenal dengan prinsip "mata ganti mata". Sementara itu, Assyria membangun kekaisaran militer yang kuat dengan ibu kota di Nineveh, terkenal karena perpustakaan besar yang menyimpan banyak tablet berisi pengetahuan kuno.

Beberapa kerajaan yang berkembang di Peradaban Mesopotamia

1. Kerajaan Sumeria (3500-2000 SM)

Peradaban Sumeria merupakan peradaban pertama di Mesopotamia yang muncul di wilayah selatan. Bangsa Sumeria membangun kota-kota independen seperti Ur, Uruk, dan Lagash yang masing-masing memiliki pemerintahan sendiri. Mereka menciptakan sistem tulisan pertama di dunia yang disebut cuneiform, awalnya digunakan untuk pencatatan perdagangan. Sumeria juga mengembangkan sistem irigasi yang rumit untuk mengatasi banjir Sungai Tigris dan Efrat, serta membangun ziggurat sebagai pusat keagamaan. Karya sastra mereka yang terkenal adalah Epos Gilgamesh, kisah kepahlawanan tertua di dunia. Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran setelah serangan bangsa Akkadia.

2. Kekaisaran Akkadia (2334-2154 SM)

Di bawah kepemimpinan Sargon Agung, bangsa Akkadia berhasil menyatukan kota-kota Sumeria dan membentuk kekaisaran pertama di Mesopotamia. Sargon menciptakan sistem pemerintahan terpusat dengan ibu kota di Akkad. Kekaisaran ini berhasil memperluas wilayahnya hingga mencakup seluruh Mesopotamia dan sebagian Suriah modern. Akkadia mengadopsi banyak unsur budaya Sumeria termasuk sistem tulisan, tetapi menggunakan bahasa Akkadia sebagai bahasa resmi. Kekaisaran ini akhirnya runtuh karena serangan bangsa Gutia dari pegunungan Zagros dan terjadinya kekeringan panjang.

3. Periode Neo-Sumeria (2112-2004 SM)

Setelah kejatuhan Akkadia, bangsa Sumeria bangkit kembali di bawah Dinasti Ur III. Raja Ur-Nammu berhasil menyatukan kembali wilayah Mesopotamia dan menciptakan salah satu hukum tertulis tertua yang lebih maju dari hukum Hammurabi. Periode ini dikenal dengan sistem administrasi yang sangat terorganisir, termasuk pencatatan pajak dan distribusi barang yang detail. Mereka membangun banyak ziggurat baru dan memulihkan sistem irigasi. Namun, kerajaan ini akhirnya runtuh karena serangan bangsa Elam dari timur dan invasi bangsa Amori dari barat.

4. Kerajaan Babilonia Lama (1894-1595 SM)

Bangsa Amori mendirikan Kerajaan Babilonia dengan ibu kota di Babilon. Puncak kejayaannya terjadi pada masa pemerintahan Hammurabi (1792-1750 SM) yang menciptakan Kode Hammurabi, sistem hukum tertulis pertama yang lengkap dengan 282 pasal. Babilon menjadi pusat perdagangan penting dengan sistem ekonomi berbasis perak sebagai alat tukar. Kerajaan ini mengembangkan astronomi dan matematika lebih lanjut, termasuk pembagian lingkaran menjadi 360 derajat. Babilonia Lama akhirnya dikalahkan oleh serangan bangsa Het dari Anatolia.

5. Kekaisaran Assyria (2000-609 SM)

Bangsa Assyria di utara Mesopotamia membangun kekaisaran militer yang sangat kuat. Mereka mengembangkan taktik perang modern termasuk penggunaan gerobak perang dan teknik pengepungan kota. Di bawah pemerintahan raja-raja seperti Tiglat-Pileser III dan Ashurbanipal, Assyria berhasil menguasai wilayah yang membentang dari Mesir hingga Persia. Ashurbanipal mendirikan Perpustakaan Nineveh yang menyimpan lebih dari 30,000 tablet berisi pengetahuan kuno. Kekaisaran ini akhirnya runtuh karena pemberontakan gabungan Babilonia dan Media.

6. Kerajaan Babilonia Baru (626-539 SM)

Setelah kejatuhan Assyria, bangsa Kaldea mendirikan Babilonia Baru di bawah pimpinan Nabopolassar. Puncak kejayaannya terjadi pada masa Nebukadnezar II yang membangun Taman Gantung Babilon - salah satu Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Babilon menjadi kota terbesar dan termegah di dunia saat itu dengan tembok pertahanan yang sangat kuat. Kerajaan ini juga dikenal karena menaklukkan Kerajaan Yehuda dan membawa bangsa Yahudi ke pembuangan Babilonia. Babilonia Baru akhirnya ditaklukkan oleh Persia di bawah pimpinan Cyrus Agung pada 539 SM.

7. Periode Persia dan Hellenistik (539 SM-abad ke-3 SM)

Setelah penaklukan oleh Persia, Mesopotamia menjadi bagian dari Kekaisaran Akhemeniyah. Cyrus Agung mengizinkan bangsa Yahudi kembali ke Yerusalem dan menerapkan kebijakan toleransi beragama. Alexander Agung kemudian menaklukkan wilayah ini pada 331 SM dan mendirikan kota Seleucia sebagai pusat pemerintahan. Pada periode Hellenistik ini, terjadi percampuran budaya Yunani-Mesopotamia sebelum akhirnya dikuasai oleh Kekaisaran Parthia.

 ---

Masyarakat Mesopotamia juga mencapai kemajuan luar biasa dalam bidang matematika, astronomi, dan arsitektur. Mereka menggunakan sistem bilangan berbasis 60 (yang menjadi dasar 60 detik dalam satu menit dan 360 derajat dalam lingkaran) serta membangun ziggurat, kuil bertingkat yang berfungsi sebagai pusat keagamaan dan administrasi. Selain itu, mereka adalah penemu roda, yang merevolusi transportasi dan perdagangan.

Dalam aspek keagamaan, masyarakat Mesopotamia menganut kepercayaan politeistik, memuja banyak dewa seperti Anu (dewa langit), Enlil (dewa angin), dan Ishtar (dewi cinta dan perang). Kuil-kuil besar (ziggurat) menjadi pusat ritual dan dianggap sebagai penghubung antara manusia dan para dewa. Sistem pemerintahan mereka bersifat teokratis, di mana raja dianggap sebagai wakil dewa di bumi.

Mesopotamia akhirnya mengalami kemunduran setelah serangan bangsa luar, terutama oleh Persia di bawah Cyrus Agung pada 539 SM. Namun, warisannya tetap hidup dan memengaruhi peradaban selanjutnya, termasuk Yunani, Romawi, dan dunia Islam. Kontribusi Mesopotamia dalam hukum, tulisan, ilmu pengetahuan, dan organisasi negara menjadikannya sebagai "tempat lahirnya peradaban" yang mendasar bagi perkembangan manusia modern.


Mind Mapping Peradaban Mesopotamia



Materi Power Point.

Peradaban Mesopotamia - Idsejarah.net.pptx oleh Data Center Mansapa